Perceraian saat ini menjadi hal yang sangat lumrah, bahkan menjadi gaya hidup bagi kalangan-kalangan tertentu. Alasan orang-orang yang bercerai pun beranekaragam.. Mulai dari alasan klise seperti ketidakcocokan, perselingkuhan, dan lain sebagainya. Bisakah perceraian itu dihindari? Jawabannya tergantung kepada individu yang bersangkutan..
Pada tingkat tertentu, sebenarnya perceraian dapat kita
hindari.. Untuk kita kaum muda yang masih berpacaran, saatnya membuka mata kita
lebar-lebar ketika berhubungan dengan pasangan kita. Ada ungkapan yang
mengatakan bahwa masa pacaran itu buka mata lebar-lebar dehh, nanti kalau sudah
menikah, tutup mata rapat-rapat. Artinya apa? Artinya ketika kita masih
menjalin hubungan dengan seseorang, kita masih mempunyai kesempatan untuk
tindakan pencegahan, tetapi kalau sudah menikah, semua keburukan kejelekan
pasangan harus, mau tidak mau diterima.
Dampak perceraian pastinya lebih banyak negatif. Apalagi kaum
perempuan, dampak diceraikan itu sangat merugikan dan bahkan bisa membuat
depresi. Kaum pria pun banyak yang mengalami kerugian tetapi kebanyakan yang
menderita adalah kaum perempuan. Kalau tadi Kak Tasya menjelaskan kurva setelah
seseorang bercerai, itu dapat menggambarkan perbedaan laki-laki dan perempuan..
Perempuan setelah perceraian akan mengalami penurunan, bahkan
bisa menurun drastis, tetapi kemudian bisa meningkat setelah jangka waktu
tertentu. Tetapi kalau pria, kurva awalnya stabil tetapi dalam jangka waktu
tertentu baru menurun.. Mengapa wanita pada akhirnya bisa survive, karena wanita lebih memiliki kemampuan untuk bercerita
atau sharing dengan orang lain
sehingga hal tersebut dapat membantu meringankannya, sedangkan kaum pria,
seperti kita tahu, sulit sekali berbagi perasaannya dengan orang lain. Ada
beberapa pria yang memang bisa, tetapi hanya sebagian kecil saja.
Saya pernah mendengar hukum ketertarikan dimana seseorang
biasanya tertarik pada orang yang berlawanan dari dirinya, entah itu sifat,
kepribadian, cara pandang, dan lain-lain.. Semua orang itu diciptakan unik,
berbeda satu dengan lainnya.. Perbedaan-perbedaan itu hendaknya bisa dijadikan
tolak ukur. Tolak ukur seberapa besar toleransi kita terhadap perbedaan itu..
Jangan memaksakan suatu hubungan yang sudah kita tahu tidak akan berhasil atau
mungkin berhasil tapi dengan proses penyiksaan yang luar biasa.. Maknai cinta
itu dengan benar sehingga hubungan yang kita jalani menjadi hubungan yang
membangun dan positif. Tindakan pencegahan selalu lebih baik daripada
pengobatan, bukan? :)
No comments:
Post a Comment